BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Apa Gigitan Kucing Berbahaya? Ini Alasan Kamu Perlu Waspada

Apa Gigitan Kucing Berbahaya? Ini Alasan Kamu Perlu Waspada

PELANGIKOIN – Melihat tingkah gemoy-nya, seperti tidak ada yang perlu di khawatirkan dari kucing. Walau terkadang kucing mengigit, tetapi gigitannya pun cenderung kecil. Faktanya, ePlasty mencatat bahwa gigitan kucing menyumbang 3-15 persen dari 1 persen pasien yang mengunjungi IGD.  

Kalau begitu, apa gigitan kucing berbahaya? Artikel ini akan mengulik lebih banyak mengenai gigitan kucing, tips aman, pertolongan pertama, dan kapan kamu perlu mencari bantuan medis. Tampak serius, ya?PELANGIKOIN

Apa gigitan kucing berbahaya?

Menggigit merupakan salah satu bentuk refleks kucing ketika ketakutan. Kucing bisa saja menyerang, bahkan ketika kamu sedang asyik bermain bersama mereka. 

Potensi infeksi makin meningkat apabila yang menggigitmu adalah kucing liar. Alasannya, besar kemungkinan kucing liar belum mendapatkan vaksinasi penyakit serius, seperti rabies. 

Baca juga : Hari Pendengaran Sedunia, Ini 5 Dampak Gangguan Pendengaran

Di lansir Medical News Today, perkiraan infeksi gigitan kucing berkisar antara 20-80 persen. Sementara itu, 50 persen anak yang di gigit kucing akan mengalami infeksi. Waduh, tinggi juga, ya. 

Selain infeksi, gigitan kucing juga berpotensi menjadi komplikasi serius. Gigitannya bisa menyebabkan beberapa hal berikut: 

  • Kerusakan saraf
  • Kerusakan tendon, terlebih jika gigitan di tangan
  • Pecahan gigi kucing yang tersangkut
  • Bekas luka di titik gigitan

Infeksi dari gigitan kucing dapat terjadi dalam beberapa jam. Namun, efek sampingnya mungkin baru muncul dalam 10 hari. Centers of Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa masa inkubasi rabies bahkan bisa memakan waktu mingguan hingga bulanan. 

Bagaimana gigitan kucing bisa berbahaya?

Apa Gigitan Kucing Berbahaya? Ini Alasan Kamu Perlu Waspada ilustrasi kucing menggigit tangan manusia

Jika melihat gambar kucing yang mulut terbuka, pasti kamu menemukan deretan gigi yang sempit dan tajam. Bentuk giginya pun mirip dengan jarum suntik. Kalau mengigitmu, giginya bisa menembus kulit lunak dengan mudah. Selain itu, gigitan tersebut pun serupa dengan luka tusukan.Video Player is loading.PauseUnmuteLoaded: 2.65%Remaining Time -10:01

Nah, gigi kucing yang tajam dan membentuk luka dalam, dapat menjebak bakteri di jaringan bawah kulit. Penyebaran bakteri bahkan dapat terjadi walau luka di permukaan kulit sudah sembuh. 

Baca juga : Hari Pendengaran Sedunia, Ini 5 Dampak Gangguan Pendengaran

Gigitan anabul ini tak hanya menyakitkan, tetapi dapat memicu kemerahan, perubahan warna kulit, hingga bengkak. Jika tidak segera di obati, infeksi akibat gigitan kucing dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya. Di samping itu, bisa pula memicu septicemia alias keracunan darah. Apabila mengalami kondisi tersebut, kamu pun memerlukan rawat inap dan pengobatan untuk mencegah hal lain yang lebih fatal.

Penyakit yang bisa di bawa oleh kucing

Mulut kucing memuat banyak sekali bakteri. Saat ia menggigitmu, maka besar kemungkinan terjadi transfer bakteri dari mulut kucing ke dalam jaringan kulit. Sebetulnya, tubuh manusia dapat menutup lubang tusukan dengan cepat. Namun, sayangnya, bakteri yang di bawa oleh gigitan tersebut tetap terjebak di bawah jaringan kulit.

Lapisan dalam kulit yang hangat dan gelap turut mendukung pertumbuhan bakteri. Infeksi kulit yang di kenal sebagai cellulitis bisa terjadi dengan cepat setelah kamu mendapatkan gigitan.

Healthline juga menyebutkan beberapa risiko akibat gigitan kucing. Beberapa potensi yang sering terjadi seperti berikut.

  • Pasteurella multocida

Sejatinya ini merupakan jenis bakteri yang di temukan di mulut kucing. Bakteri ini memicu infeksi setelah kucing menggigit atau mencakar. Orang dengan gangguan kekebalan tubuh lebih berisiko terkena infeksi parah pasca gigitan kucing dan anjing.

  • Cat Scratch Disease (CSD) atau penyakit cakaran kucing

Penyakit ini juga dikenal sebagai demam cakaran kucing. Ini merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae. Infeksi ini terjadi akibat goresan, gigitan, bahkan menjilat. Kitten berusia kurang dari setahun, kucing yang berburu, maupun kucing liar berisiko menularkan penyakit ini. 

CSD paling sering terjadi pada anak-anak. Poison Control menyebutkan bahwa penyakit ini biasanya tidak serius. Namun, hal tersebut tak perlu jika kucing menyerang seseorang dengan sistem kekebalan rendah. 

Baca juga : Hari Pendengaran Sedunia, Ini 5 Dampak Gangguan Pendengaran

  • Rabies

Seperti mamalia lainnya, kucing juga dapat membawa penyakit rabies. Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi hewan maupun manusia. Dilansir situs resmi BKD Provinsi Sulawesi Tengah, angka kematian akibat rabies di Indonesia masih cukup tinggi. Data menunjukkan bahwa ada 100-156 kasus per tahun dengan fatality rate nyaris 100 persen.

  • Tetanus

Bakteri Clostridium tetani menjadi pemicu penyakit tetanus. Seseorang disarankan untuk mendapatkan booster vaksin tetanus setelah mendapat gigitan kucing. Terlebih jika sebelumnya belum pernah atau terakhir kali vaksinasi 5 tahun sebelumnya.

Apa yang dilakukan ketika digigit kucing?

Apa Gigitan Kucing Berbahaya? Ini Alasan Kamu Perlu Waspada ilustrasi kucing menggigit

Apa yang bisa dilakukan setelah digigit kucing?

Terkait pertanyaan tersebut, tergantung pada tingkat keparahan gigitan. Jika gigitan kucing tidak sampai merusak kulit, misalnya hanya menimbulkan goresan, maka bisa jadi minim risiko infeksi. Walau begitu, kamu tetap perlu membersihkan area luka dengan air dan sabun.

Sementara itu, cuci luka secara menyeluruh dengan sabun dan air apabila gigitan menyebabkan luka tusuk. Selain itu, tutupi pula luka dengan perban steril. Jika kucing belum divaksinasi rabies, maka kamu perlu menghubungi dokter untuk memastikan apakah perlu mendapatkan postexposure prophylaxis atau PEP. 

Baca juga : Hari Pendengaran Sedunia, Ini 5 Dampak Gangguan Pendengaran

Tindakan PEP merupakan pemberian vaksin guna meningkatkan imun tubuh melawan kemungkinan rabies. PEP tidak selalu diperlukan apabila kucing tak menunjukkan gejala rabies. 

Walau begitu, segera kunjungi dokter apabila kamu mulai menunjukkan gejala infeksi serius. Misalnya, demam, menggigil, keluar nanah dari luka, dan darah yang tidak kunjung berhenti. Terlebih, jika kucing sebelumnya tampak bertingkah aneh dan agresif serta belum divaksinasi rabies. 

Menjawab apa gigitan kucing berbahaya tergantung pada tingkat luka yang di sebabkan. Jika anabulmu hanya menggigit ringan, mungkin ia hanya sedang mencari perhatian dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, perlu di waspadai juga jika luka tak kunjung sembuh. Semoga artikel ini membantu, ya!POKERONLINE

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *