Uncategorized

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

PELANGI KOIN – Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan Pemerintah dan masyarakat selalu menggaungkan konsep Indonesia sebagai negara maritim dengan gugusan pulaunya yang menawan. Indonesia memang sebagian besar tertutupi oleh lautan. Uniknya, sekitar 62 persen wilayah Indonesia adalah perairan dan laut. PELANGI KOIN

Kamu pasti mengira jika para nelayan Indonesia bisa hidup sejahtera dengan luas laut Indonesia. Sayangnya, kesejahteraan nelayan Indonesia masih di pertanyakan hingga saat ini. Melaut dan mendapatkan ikan bukanlah hal yang mudah di lakukan.

Salah satu pemuda asal Bali, I Gede Merta Yoga Pratama, melihat realitas nelayan yang membuat dada sesak. Bersama beberapa rekannya, pemuda yang akrab di sapa Yoga itu membuat sebuah aplikasi pelacak ikan berbasis navigasi. Fish Go namanya.https://geo.dailymotion.com/player/x1oh2.html?video=x6kadmk&actionInfo=false&mute=true&dmPubtool=customembed-v2

Fish Go mempermudah nelayan untuk menemukan lokasi atau keberadaan ikan. Lama mereka melaut pun tak lagi sampai harus berganti hari. Bahkan, peralatan yang di sediakan oleh Fish Go membuat para nelayan mampu membawa pulang puluhan hingga ratusan ton ikan.

Berkat kepeduliannya, I Gede Merta Yoga Pratama bersama Fish Go mampu mendulang kesuksesan. Pada 2020, Fish Go menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards untuk kategori teknologi dari Astra Indonesia.

1. Kepekaan Yoga terhadap kehidupan nelayan membuatnya tergerak membantu

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

Menemukan sebuah isu nyatanya tak sulit bagi Yoga Pratama. Berkat kepekaannya terhadap ketimpangan yang nyata di Bali terkait kehidupan nelayan, ia memutuskan membantu dengan keahliannya. Pemuda yang berkecimpung di dunia kelautan ini akhirnya membuat aplikasi bernama Fish Go pada 2017.

Pada saat bersamaan, Yoga yang saat itu tengah berkuliah terlibat dalam proyek bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia. Dari sanalah ia mengetahui proses dan teknologi yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikan. Ilmunya juga makin bertambah ketika dirinya melakukan pertukaran pelajar ke Jepang. PELANGI KOIN

“Di sana saya melihat penggunaan teknologi, khususnya penangkapan ikan bagi nelayan, yang sangat berkembang. Dari sanalah muncul ide bagaimana saya bisa menerapkan ilmu tersebut bagi masyarakat (nelayan) di sini,” ujar Yoga ketika di wawancarai pada Sabtu (30/9/2023).

Niat dan usaha Yoga berbuah manis. Pada 2017—2019, Fish Go mendapatkan banyak dana dari berbagai pihak, seperti Telkomsel, Pemerintah Provinsi Bali, BNI, hingga Pemerintah Pusat. Karena sudah mujur dan melesat, Fish Go makin gencar mengajak nelayan menggunakan produk dan turunannya demi mendapatkan tangkapan ikan yang melimpah.

2. Karena alurnya yang sederhana, Fish Go terinspirasi dari game terkenal, Pokemon GO

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

Keputusan Yoga Pratama membuat sebuah aplikasi bernama Fish Go tidak di lakukan begitu saja tanpa adanya riset. Pada awal sepak terjangnya, Yoga membuat sebuah situs. Di situ berisi informasi geografis dan pengolahan data berupa koordinat area. Namun, karena keterbatasan, Yoga akhirnya memutuskan membangun Fish Go menjadi sebuah aplikasi dalam genggaman.

Nelayan di Bali lebih terbiasa menggunakan smartphone, tetapi lebih sering digunakan untuk menelepon keluarga dan mendengarkan radio. Melihat peluang tersebut, Fish Go akhirnya mantap menjadi sebuah aplikasi. Yoga pun dengan terang-terangan mengaku jika Fish Go ini terinspirasi dari sebuah game terkenal, yakni Pokemon GO.

Menurutnya, alur yang sederhana bakal membantu nelayan saat berangkat melaut dan mencari titik keberadaan ikan yang bakal di tangkap. Fish Go dengan cermat memberikan informasi titik koordinat keberadaan ikan. Yoga mengaku menggunakan sistem yang sama dengan Pokemon GO, tetapi Fish Go menggunakan citra remote sensing untuk menentukan habitat ikan yang potensial untuk di tangkap.

“Nama Fish Go sendiri terinspirasi dari game Pokemon GO. Kalau di Pokemon GO kita bisa tahu Pikachu itu posisinya di mana. Nah, (di Fish Go) kita juga pakai sistem yang sama, kita kasih informasi titik koordinat (ikan),” ungkap pria lulusan Universitas Udayana ini. PELANGI KOIN

3. Fish Go membantu nelayan mengetahui lokasi, waktu, dan rute melaut yang aman

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

Sebelum ada Fish Go, para nelayan di Bali hanya mengandalkan insting dan tebar jaring. Apabila kedua hal tersebut sudah di lakukan dan tidak membuahkan hasil, mereka pun memutuskan pindah tempat. Selain tidak hemat waktu, bahan bakar jadi terbuang percuma.

Melalui Fish Go, Yoga Pratama ingin fokus menyelesaikan tiga masalah yang kerap di alami nelayan, mulai dari lokasi menangkap ikan yang masih rancu, waktu penangkapan ikan yang tak jelas, hingga rute melaut yang aman bagi nelayan. Fish Go sudah di lengkapi sistem navigasi, perkiraan cuaca, kecepatan angin, ketinggian gelombang, hingga lokasi ikan.

Uniknya, Fish Go memiliki produk turunan yang tak kalah canggih, yakni PATRIOT. Produk tersebut menggunakan internet of things (IOT). Jenis ikan yang bisa di lacak Fish Go sendiri ada tiga, yakni baby tuna, lemuru, dan kenyar. PELANGI KOIN

“PATRIOT sistem kerjanya sederhana. Dia punya sensor, akustik gitu. Ketika di tembakkan ke bawab (laut), kalau ada ikan, itu akan muncul di HP. Jumlah ikannya ada sekian banyak, munculnya setiap berapa detik juga terlihat,” ujar Yoga.

Selain dari segi lokasi, waktu menangkap ikan para nelayan pun menjadi tak selama dahulu. Jika dahulu bisa menghabiskan waktu sampai 28 jam mencari ikan tanpa ada kejelasan, kini Fish Go bisa memangkasnya menjadi 6 jam per perjalanan melaut. Bahan bakar pun jadi hemat 30 persen.

Kata Yoga, biaya bensin yang lumayan mahal membuat nelayan tak bisa berpindah tempat sebelum adanya Fish Go. Kini nelayan bahkan bisa berangkat pukul 16.00 dan kembali ke darat pada pukul 22.00. Efisiensi waktu dengan tangkapan melimpah pun jadi hasil akhirnya.

4. Yoga hadapi batu sandungan saat perilisan Fish Go sampai melakukan yang tak biasa di lakukan

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

Perjalanan Yoga Pratama dalam membangun Fish Go tak selamanya di penuhi suka cita. Laki-laki yang tengah menempuh pendidikan magister di Institut Teknologi Bandung itu juga mendapati batu sandungan cukup besar di awal perilisan Fish Go pada 2017 silam. Penolakan demi penolakan sudah ia telan bulat-bulat.

Meski di penuhi tantangan, Yoga tetap ingin para nelayan di Bali mendapatkan kesejahteraan. Yoga yang sebenarnya bukan perokok harus sampai merokok demi dapat mengobrol dengan para nelayan. Pasalnya, jika ia hanya datang dan menawarkan teknologi, para nelayan tak akan menggubris.

“Ibaratnya saya baru anak kemarin gitu, tiba-tiba datang ngajarin cara mencari ikan, sudah pasti di tolak. Saya dan teman-teman pun sudah mencoba sepanjang 2017 hingga 2018, tetapi penolakannya keras,” cerita Yoga.

Untuk mendapatkan pengguna atau user, para nelayan harus mendaftarkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Benar saja, baru pada Juni 2019 Fish Go mendapatkan pengguna pertamanya. Setahun setelah itu, Fish Go sudah mengumpulkan 326 akun nelayan. Butuh 2 tahun untuk meyakinkan para nelayan untuk menggunakan aplikasi pelacak ikan ini. PELANGI KOIN

Kendala tak berhenti di situ, Fish Go yang pada saat itu masih trial and error membuat Yoga harus menggelontorkan cukup banyak uang untuk membiayai para nelayan melaut. Apabila proses melaut gagal dan tak membuahkan koordinat, Yoga akan mengganti uang bensin.

“Saya bilang, ‘Pak, saya kasih titik (koordinat), saya bayarin bensinnya. Kalau dapat ikan bapak ambil, kalau tidak dapat ikan, uang bensin ini saya jadikan ganti rugi,’” kata Yoga saat di wawancarai.

5. Berharap makin banyak anak muda yang menjadi nelayan dengan teknologi terkini

Yoga Pratama Bangun Aplikasi Pelacak Ikan demi Kesejahteraan Nelayan

Napas Yoga Pratama sedikit menjadi berat kita di tanyai terkait impian besar Fish Go dan harapannya untuk generasi muda. Menurut Yoga, penting bagi anak-anak muda untuk tidak memberi makan egonya. Ketika ingin memberikan sebuah solusi, mereka harus tahu kondisi di lapangan untuk riset mendalam.

Jumlah nelayan di Indonesia memang masih banyak, tetapi rata-rata di atas 40 tahun. Ironisnya, 35 persen masyarakat kurang mampu di Indonesia profesinya adalah nelayan. Yoga berharap makin banyak anak muda yang berkeinginan menjadi nelayan. Maka dari itu, ia menciptakan teknologi terkini melalui Fish Go.

“Saya ingin membantu lebih banyak nelayan. Sebab, katanya bukan hanya lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu, tetapi kenyataannya gak sesuai,” ujar Yoga.

Menurut Yoga, sektor kelautan dan perikanan ini merupakan bidang yang menjanjikan. Fish Go hanya membantu aspek kecil berupa waktu dan jumlah tangkapan nelayan kecil yang makin melimpah. Itu semata-mata agar potensi yang Indonesia miliki tidak di manfaatkan orang atau bahkan negara lain.

Mata pencaharian sebagai seorang nelayan tidaklah mudah. Di butuhkan kerja keras dan keberanian tiap harinya untuk mendapatkan ikan-ikan di laut. Untungnya, ada Yoga Pratama bersama Fish Go yang meringankan dan mempermudah pekerjaan nelayan. Berkat ketelatenannya menggarap teknologi canggih, kini nelayan Indonesia makin sejahtera. PELANGI KOIN

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *