BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?

PELANGI KOIN – Susu bisa menjadi bagian penting dari pola makan anak karena merupakan sumber kalsium dan fosfor yang baik, yang di perlukan untuk kesehatan gigi dan perkembangan tulang.

Susu juga menyediakan protein, lemak, vitamin B, dan karbohidrat dalam jumlah yang baik untuk membantu pertumbuhan dan memberikan energi yang di butuhkah anak sepanjang hari.

Menurut American Academy of Pediatrics, air dan susu merupakan dua minuman terbaik untuk anak yang masih sangat kecil. Selain itu, jika anak mendapatkan cukup kalsium sejak awal, ada bukti bahwa mereka akan memiliki risiko lebih rendah terhadap tekanan darah tinggi, stroke, kanker usus besar, dan patah tulang pinggul di kemudian hari, mengutip laman Baby Center.

Namun, walaupun susu adalah minuman bergizi untuk anak-anak, mengonsumsi dalam jumlah yang terlalu banyak bisa menjadi tidak sehat. Di rangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa masalah yang bisa terjadi jika anak terlalu banyak minum susu.PELANGI KOIN

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

1. Sembelit

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?ilustrasi anak perempuan memegang perutnya yang sakit

Di lansir Verywell Family dan New Ways Nutrition, salah satu risiko anak terlalu banyak minum susu yaitu sembelit. Ini karena susu tidak mengandung serat dan meminumnya terlalu banyak membuat anak menjadi kenyang, sehingga bisa menyebabkan anak kurang nafsu makan atau tidak tertarik untuk makan makanan lainnya, terutama yang mengandung serat.

Hal ini terutama dapat menjadi masalah bagi balita yang minum lebih dari 16 hingga 20 ons susu setiap harinya. Sementara itu, sembelit juga bisa jadi manifestasi dari alergi susu sapi pada beberapa anak, meskipun tidak ada gejala lain. 

Segera bawa ke dokter jika anak terus-terusan mengalami sembelit. Tanpa penanganan, anak bisa mengalami sembelit kronis.

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

2. Anemia defisiensi besi

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?ilustrasi anak perempuan mengalami anemia

Terlalu banyak minum susu juga bisa menyebabkan anak mengalami anemia defisiensi besi. Ini merupakan kondisi kadar hemoglobin yang rendah dalam tubuh akibat kekurangan zat besi.

Zat besi merupakan mineral penting yang di dapat dari makanan, yang di gunakan tubuh untuk membuat hemoglobin. Hemoglobin adalah protein dalam sel darah merah yang membantu mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan tubuh.

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

Walaupun ASI atau susu formula merupakan sumber zat besi yang baik untuk bayi hingga usia 6 bulan, tetapi setelah usia 6 bulan, susu saja tidak cukup menyediakan zat besi untuk anak. Oleh sebab itu, anak harus mulai di berikan makanan padat, terutama yang bergizi dan mengandung zat besi.

Apabila anak terlalu banyak minum susu, anak akan kenyang sehingga tidak tertarik untuk makan makanan lainnya yang bergizi, termasuk yang mengandung zat besi. Perlu diketahui juga bahwa kalsium dalam susu bisa mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh jika di konsumsi secara berlebihan, sehingga bisa menyebabkan anemia defisiensi besi.

Kekurangan zat besi tidak boleh di anggap remeh karena bisa menyebabkan komplikasi seperti anemia, retardasi pertumbuhan, masalah belajar serta perilaku, dan lebih mudah mengalami infeksi.

Sebaiknya hindari menyajikan produk susu dan makanan tinggi zat besi dalam makanan yang sama. Selain itu, sebaiknya batasi total asupan susu pada anak kecil hingga dua cangkir per harinya.

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

3. Kehilangan protein dari usus atau enteropati kehilangan protein

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?ilustrasi anak perempuan dirawat di rumah sakit

Anak yang terlalu banyak minum susu juga bisa mengalami kehilangan protein dari usus atau protein-losing enteropathy (PLE). PLE bisa terjadi karena terlalu banyak minum susu bisa mengakibatkan rendahnya kadar protein dalam darah. Hal ini bisa mengakibatkan pembuluh darah mengeluarkan cairan ke dalam jaringan, yang menyebabkan pembengkakan pada wajah, kaki, dan punggung. Ini juga bisa membuat anak berisiko mengalami infeksi.

Gejala PLE yaitu: 

  • Pembengkakan wajah, tungkai, dan kaki.
  • Pembengkakan perut.
  • Kram otot atau kelemahan.
  • Cairan ekstra di sekitar paru-paru.

PLE karena terlalu berlebihan minum susu bisa diobati dengan mengurangi jumlah susu yang diminum anak dan meningkatkan jumlah makanan yang kaya akan zat besi. Selain itu, dokter juga biasanya akan memberikan suplemen zat besi.

4. Obesitas

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?ilustrasi anak laki-laki mengalami obesitas

Kekhawatiran lain jika anak yang terlalu banyak minum susu adalah asupan kalori yang berlebihan. Masalah ini diperbesar jika mereka terus minum susu murni melewati usia 2 tahun. Sebab, susu murni memiliki kandungan lemak yang tinggi.

Kalori ekstra ini biasanya mengakibatkan anak kenyang dan tidak mau makan makanan bergizi lainnya, atau jika mereka masih makan dengan baik, maka kalori ekstra bisa menyebabkan penambahan berat badan.

Jika hal tersebut tidak segera diatasi atau tidak disertai dengan aktivitas fisik yang memadai, itu bisa meningkatkan risiko obesitas. American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar anak yang memasuki usia 2 tahun untuk beralih dari susu sapi murni ke susu rendah lemak (1 persen) atau susu tanpa lemak (skim).

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

Rekomendasi batas asupan susu untuk anak-anak

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?ilustrasi bayi minum susu

Berikut rekomendasi asupan susu untuk anak berdasarkan usia menurut American Academy of Pediactrics:

  • 12–24 bulan: Susu murni tinggi lemak merupakan minuman pilihan untuk anak usia 12–24 bulan. Mereka butuh banyak lemak untuk menjaga berat badan, membantu tubuh menyerap vitamin, dan membantu perkembangan otak. Jumlah yang direkomendasikan yaitu 2–3 cangkir (16–24 ons) susu murni per hari.
  • 2–5 tahun: Biasanya, anak bisa beralih dari susu sapi murni ke susu rendah lemak (1 persen) atau tanpa lemak (skim) ketika mencapai ulang tahun ke-2. Jumlah yang direkomendasikan yaitu 2–2,5 cangkir (16–20 ons) susu rendah lemak atau skim per hari.

Susu sapi tidak direkomendasikan untuk bayi di bawah 12 bulan. Sebab, susu sapi tidak mempunyai jumlah zat besi, vitamin C, dan beberapa nutrisi lain yang diperlukan bayi muda. Bahkan, ada risiko anemia defisiensi besi pada beberapa bayi karena protein susu sapi bisa mengiritasi lapisan sistem pencernaan, menyebabkan darah di tinja.

Selain itu, beberapa bayi tidak bisa mencerna protein susu sapi dengan baik sehingga menyebabkan mereka sakit. Susu sapi bisa membebani ginjal mereka yang belum matang, yang bisa menyebabkan penyakit, demam, dan diare.

Susu yang cocok untuk bayi berusia 0–12 bulan adalah ASI atau susu formula. Menurut pedoman National Health Service, ASI atau susu formula harus menjadi minuman utama bayi selama satu tahun pertama kehidupannya. Susu sapi dan pengganti lainnya tidak boleh diperkenalkan sebagai minuman utama hingga setelah 1 tahun.

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

Jika diberi ASI, maka bayi secara alami akan menyesuaikan seberapa banyak mereka menyusu dengan makanan lain yang mereka makan sepanjang hari (setelah 6 bulan atau mulai MPASI). Sementara untuk bayi yang diberi susu formula, mereka mungkin perlu sekitar 600 ml per hari antara 7–9 bulan dan ini akan turun menjadi menjadi sekitar 400 ml antara 10–12 bulan. Namun, perlu diingat bahwa itu hanya panduan.

Beberapa anak dengan berat badan lebih rendah atau memiliki masalah medis lainnya kemungkinan disarankan untuk tetap mengonsumsi susu murni lebih lama.

Selain itu, jika memiliki riwayat keluarga dengan kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung, maka anak yang berusia di bawah 2 tahun mungkin disarankan untuk mengonsumsi susu rendah lemak (2 persen), mengutip Healthline.

Sebaiknya orang tua berkonsultasi ke dokter spesialis anak tentang apa yang terbaik untuk anaknya sebelum beralih dari susu murni ke susu rendah lemak. 

Cara mengurangi konsumsi susu pada anak

Apa yang Terjadi jika Anak Terlalu Banyak Minum Susu?ilustrasi anak minum susu

Selama anak makan dengan baik dan tidak memiliki masalah seperti yang disebutkan di atas, maka sehat bagi mereka untuk minum susu (maksimum 20 ons yang direkomendasikan) jika itu yang mereka sukai. Namun, jika khawatir anak minum terlalu banyak susu atau jika berisiko mengalami salah satu masalah di atas, ada tips untuk mengurangi konsumsi susu anak:

  • Kurangi asupan susu secara bertahap: Hindari mengisi carkirnya sepenuhnya. Alih-alih 8 ons, masukkan saja 5 atau 6 ons. Tawarkan air sebagai gantinya.
  • Memberi contoh perilaku yang sehat: Anak melihat dan belajar dari orang tuanya. Jika orang tua makan makanan sehat dan membatasi konsumsi susu (dan jangan terlalu banyak minum minuman seperti jus atau soda), maka anak cenderung melakukan hal yang sama.
  • Tawarkan berbagai makanan dan camilan sehat: Menyajikan pilihan makanan bergizi bisa mendorong anak untuk memilih makan lebih banyak kalori daripada meminumnya.
  • Beralih ke susu rendah lemak: Menawarkan susu rendah lemak atau tanpa lemak bisa menurunkan asupan lemak dan kalori anak, bahkan jika mereka terus minum susu lebih banyak dari yang seharusnya.
  • Konsultasi dengan dokter tentang keengganan anak untuk makan: Konsultasikan dengan dokter anak jika anakmu tidak makan makanan bertekstur dan lebih suka meminum semua kalori mereka.

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

Anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun harus menghindari semua gula tambahan, termasuk yang ditemukan dalam cokelat, stroberi, dan susu rasa lainnya.

Sementara untuk anak usia 2 tahun ke atas, sebaiknya hindari atau batasi susu beraroma. Memperkenalkan susu beraroma pada usia muda kemungkinan akan mempersulit transisi anak ke makanan biasa.

Susu nabati, salah satu contohnya susu almon, sebaiknya dihindari karena tidak mengandung banyak nutrisi seperti susu sapi. Susu kambing juga tidak direkomendasikan untuk bayi. Sebab, bayi tidak hanya bisa kekurangan vitamin dan mineral penting, termasuk zat besi, folat, vitamin C dan D, tetapi juga bisa berdampak buruk pada ginjalnya.

Baca juga : 3 Tradisi Melahirkan Unik di Indonesia, Ternyata Cukup Ekstrem!

Jangan biarkan juga anak mengisap minuman seperti susu atau jus dari cangkir sippy sepanjang hari. Terlalu lama dan sering terpapar minuman dengan gula di dalamnya (bahkan gula alami yang dimiliki susu) bisa menyebabkan masalah pada gigi mereka. Untuk alasan yang sama, jangan menidurkan balita dengan botol atau cangkir susu karena bisa merusak giginya. Selalu sikat gigi anak setelah mereka minum susu terakhir pada hari itu untuk mencegah masalah pada gigi di kemudian hari.

Susu bisa menjadi bagian penting dari pola makan anak, terutama balita, asalkan tidak berdampak negatif pada kesehatan dan status gizinya. Nutrisi yang berkualitas penting bagi balita karena memengaruhi perkembangan fisik dan mentalnya, serta membantu mencegah dan mengatasi penyakit.

Namun, penting untuk memperhatikan kebiasaan makan anak dan sebaiknya ikuti rekomendasi dari dokter spesialis anak. Bicarakan dengan dokter jika kamu menduga anak terlalu banyak minum susu dan mengesampingkan makanan lain.POKERONLINE

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *