BERITA UNIK

Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

PELANGIKOINAlasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki Perempuan mungkin butuh lebih banyak tidur daripada laki-laki. Orang dewasa rata-rata membutuhkan tidur selama 7–9 jam setiap malamnya untuk bisa bangun dalam kondisi segar esok harinya. Namun, para peneliti menemukan bahwa perempuan cenderung tidur sedikit lebih lama.


Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

Perempuan lebih mungkin mengalami insomnia

Setiap orang membutuhkan tidur malam yang nyenyak tanpa gangguan. Akan tetapi, apakah benar beberapa orang butuh tidur lebih lama daripada yang lain?

Perempuan mungkin butuh lebih banyak tidur daripada laki-laki. Orang dewasa rata-rata membutuhkan tidur selama 7–9 jam setiap malamnya untuk bisa bangun dalam kondisi segar esok harinya. Namun, para peneliti menemukan bahwa perempuan cenderung tidur sedikit lebih lama.
Ada sejumlah alasan kenapa perempuan butuh lebih banyak tidur daripada laki-laki. Menurut laporan dalam Journal of Women’s Health tahun 2014, perempuan lebih mungkin mengalami insomnia dibandingkan laki-laki.

Kondisi hormonal

mendekati akhir siklus reproduksi, banyak dari perempuan yang mengalami ketegangan pramenstruasi, merasa mudah tersinggung, pemarah, atau emosional. Gejala-gejala tersebut juga bisa mengarah pada kekurangan tidur.

Perempuan pada paruh kedua siklus reproduksi juga kurang sensitif terhadap melatonin, hormon penginduksi tidur alami. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menghindari cahaya biru, misalnya dari HP atau TV, pada jam menjelang tidur. Kamu bisa mencoba lampu berwarna merah untuk meningkatkan pelepasan produksi melatonin tubuh.

Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

Kehamilan

Menurut laporan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews tahun 2003, masalah tidur ini bisa bertahan hingga periode postpartum, ketika kadar hormon turun pada saat yang sama ketika ibu mulai merawat bayi yang baru lahir dengan siklus tidur yang tidak teratur—sering kali menyebabkan kantuk pada siang hari

Menopause

hingga 85 persen perempuan mengalami hot flashes. Ketika ini terjadi pada malam hari, perempuan bangun tidur berkeringat sehingga mengganggu tidur. Risiko perempuan mengalami sleep apnea juga meningkat selama menopause, menurut laporan dalam jurnal Menopause tahun 2017.

Gangguan tidur ini menyebabkan jeda pada pernapasan yang dapat mengganggu kualitas tidur seseorang, bahkan jika orang tersebut tidak bangun. Akibatnya, perempuan dengan sleep apnea mungkin merasa kurang segar saat bangun dan mengalami kelelahan dan kantuk yang berlebihan pada siang hari.

Alasan Perempuan Butuh Tidur Lebih Lama daripada Laki-laki

Pria menghabiskan waktu yang lebih sedikit untuk tidur nyenyak

Perempuan cenderung tidur lebih lama dan menghabiskan lebih banyak waktu dalam tahap tidur nyenyak yang restoratif dibandingkan dengan laki-laki.

Menurut studi lampau dalam Journal of Sleep Research, perbedaan  menjadi lebih nyata mulai antara usia 30 dan 40 tahun, ketika pria mulai menghabiskan lebih sedikit waktu secara progresif dalam tidur nyenyak dan tidur gerakan mata cepat (REM).

Pada gilirannya, menopause membawa perubahan bagi banyak perempuan, yang menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tidur nyenyak dan membutuhkan waktu lebih lama untuk tertidur.

Ekspektasi gender dalam masyarakat bisa memengaruhi siklus tidur-bangun

Perempuan mendapatkan rata-rata 11 menit lebih banyak tidur antara tidur siang dan tidur malam, tetapi jumlah ini dapat bervariasi dari 5 menit hingga hampir 30 menit, tergantung usia, status hubungan, apakah mereka memiliki anak, dan apakah mereka bekerja.

Laki-laki secara tradisional menghadapi lebih banyak tekanan sosial untuk bekerja, dengan jam kerja yang mungkin menyisakan lebih sedikit waktu tidur. Di sisi lain, perempuan lebih sering diharapkan untuk bangun pada malam hari untuk menyusui atau merawat anak. Mereka mungkin menderita gangguan tidur, dan mengompensasinya dengan tidur siang. Perempuan juga lebih cenderung menjadi pengasuh informal, yang menyebabkan stres dan memengaruhi tidur juga.

Tentu saja, setiap situasi berbeda, dan penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk melihat bagaimana peningkatan jumlah perempuan yang bekerja dan perubahan dinamika keluarga memengaruhi tidur untuk semua jenis kelamin.

SUMBER BERITA : PELANGI KOIN

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *