PELANGIKOIN – 5 Penyebab Diare yang Penting untuk Di ketahui, Gak Hanya Bakteri! Diare merupakan salah satu masalah pencernaan yang dapat menyerang siapa pun. Gejalanya di tandai dengan frekuensi buang air besar sebanyak tiga kali atau bahkan lebih serta perubahan kondisi tinja menjadi cair (encer).
Di lansir Mayo Clinic, gejala diare juga dapat di ikuti oleh keluhan lainnya, seperti mual, kram perut, dan kembung. Namun, kondisi ini bisa berbeda pada setiap orang tergantung tingkat keparahannya serta penyebab diare, mengutip Cleveland Clinic. PELANGIKOIN
Nah, mungkin banyak orang yang mengetahui jika penyebab diare di sebabkan oleh infeksi bakteri saja. Namun, nyatanya ada beberapa hal lainnya yang dapat menyebabkan masalah pencernaan ini. Lalu, apa saja penyebabnya? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah!
1. Bakteri
Infeksi bakteri merupakan penyebab diare yang paling sering di alami oleh banyak orang. Infeksi akibat adanya mikroorganisme ini biasanya terjadi melalui makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi. https://geo.dailymotion.com/player/xdgu3.html?video=x8554we&actionInfo=false&mute=true&dmPubtool=customembed-v2
Selain itu, memasak makanan yang kurang matang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi bakteri. Jadi, pastikan kamu memasak makanan terutama olahan daging dengan matang sempurna, ya. PELANGIKOIN
Berdasarkan keterangan dari National Institutes of Health (NIH), beberapa bakteri yang menyebabkan diare seperti E.coli, Salmonella serta Shigella. Lalu, ada Campylobacter, yakni mikroorganisme penyebab keracunan makanan. SLOTGAME
2. Virus
Selain bakteri, virus termasuk mikroorganisme yang juga dapat menginfeksi saluran pencernaan. Beberapa jenis virus yang di ketahui sebagai penyebab diare di antaranya adalah Norovirus, Astrovirus, Adenovirus, serta Cytomegalovirus (CMV), mengutip Mayo Clinic.
Akan tetapi, Rotavirus merupakan virus penyebab diare yang paling sering menyerang bayi serta anak-anak. Di lansir Healthline, infeksi virus ini biasanya baru akan muncul setelah 2 hari usus besar telah terinfeksi. SLOTGAME
Baca Juga: 5 Rekomendasi Makanan Saat Diare, Membantu Proses Pemulihan
3. Intorelansi laktosa
Tubuh secara alami memproduksi enzim laktase agar dapat mengubah laktosa menjadi gula yang lebih sederhana, yakni glukosa dan galaktosa. Kedua zat inilah yang nantinya akan di serap tubuh sebagai sumber energi.
Namun, kondisi tersebut berbeda dengan orang yang mengidap intoleransi laktosa. Ini karena usus kecil mereka menghasilkan sedikit enzim laktase sehingga tidak mencerna laktosa dengan baik, seperti di kutip dari NIH.
Akibatnya, zat gula tersebut berubah menjadi gas yang tertumpuk di dalam usus. Akhirnya, kondisi ini menyebabkan perut kembung serta diare. Beberapa makanan yang mengandung laktosa adalah susu, keju, mentega, serta yoghurt.
4. Efek samping obat tertentu
Pemberian obat antibiotik sebenarnya bertujuan membunuh bakteri ataupun patogen penyebab penyakit. Sayangnya, penggunaan antibiotik juga turut serta membunuh bakteri baik yang ada di usus.
Akibatnya, keseimbangan bakteri baik di usus menjadi terganggu dan akhirnya menyebabkan diare, mengutip Everyday Health. Di lansir WebMD, beberapa jenis obat lainnya yang dapat memicu masalah pencernaan seperti antasida, antidepresan serta pengobatan kemoterapi.
5. Kondisi medis yang lebih serius
Umumnya, diare akut hanya akan berlangsung selama satu sampai tiga hari saja. Kondisi ini di sebabkan oleh infeksi bakteri atau virus melalui makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi.
Hal ini berbeda dengan diare kronis yang bisa terjadi cukup lama hingga sampai berminggu-minggu. Jika begini maka masalah pencernaan tersebut merupakan suatu tanda dari kondisi medis yang lebih serius.
Di lansir Medical News Today, beberapa hal yang dapat menyebabkan diare kronis seperti penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Selain itu, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome) juga bisa membuat penderitanya mengalami diare serta nyeri perut.
Penanganan diare harus di lakukan segera mungkin untuk mencegah dehidrasi. Konsumsi banyak cairan menjadi langkah pertama menanganinya dengan tepat. Namun, jika tak kunjung membaik, segeralah berkonsultasi ke dokter terdekat.