PelangiKoinLounge– 4 Fakta Menarik Seputar Hujan Es. Fenomena hujan es di Indonesia terkadang dianggap tidak biasa terutama jika tak terjadi pada musim pancaroba. Biasanya, hujan es terjadi saat memasuki peralihan musim.
Menurut Kepala Bidang Manajemen Observasi Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko, fenomena hujan es berbeda dengan fenomena salju yang ada di negara-negara kutub atau sub tropis
4 Fakta Menarik Seputar Hujan Es
1. Perbedaan Hujan Es Dan Salju
PokerOnline-Hujan es berbeda dengan salju. Hujan es bisa terjadi di belahan dunia mana pun, sementara salju hanya bisa terjadi di wilayah lintang tinggi, lebih dari 23,5 derajat. Hary menjelaskan, hujan es bisa terjadi dalam dua kondisi,
DI BACA JUGA : Menikmati Malam Dan Legitnya Rambutan Binjai
Yakni pada masa pancaroba yang disertai angin kencang, dan hujan tetap ada dengan perbedaan suhu yang besar dalam satu hari. Dua kondisi tersebut mengakibatkan hujan es karena mengakumulasi air dalam bentuk awan cumulonimbus, jenis awan yang pada awalnya berbentuk menyerupai bunga kol berwarna putih.
2. Durasi hujan es
Singkat Hujan es memiliki durasi yang lebih singkat daripada salju karena hujan es dipengaruhi oleh intensitas hujan. Hary mengungkapkan, akumulasi es itu takkan bertahan lama, paling lama sekitar 10 menit. Setelah itu, es yang jatuh akan segera mencair. Sementara, salju bisa memiliki ketahanan beku lebih lama di permukaan tanah lantaran seuhu daratan juga sangat rendah. Selain itu, faktor tekanan juga berpengaruh dalam hal ini.
3. Gejala Sebelum Hujan Es
Fenomena hujan es merupakan fenomena yang alamiah. Ada beberapa indikasi terjadinya hujan es, yakni terasa hawa panas dan gerah dalam seharian. Udara akan terasa panas dan gerah karena radiasi matahari yang cukup kuat. Hal itu ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4.5 derajat celcius), disertai kelembaban yang cukup tinggi.
4. Proses Terbentuk Hujan Es
Dilansir dari ABC, peneliti dari Monash University Dr Joshua Soderholm mengungkapkan semua hujan es bermula memiliki bentuk bulatan dengan diameter sekitar 1 sentimeter.
Terkadang, hujan es bisa disertai dengan angin kencang, bahkan puting beliung yang berasal dari jenis awan Cumulonimbus bersel tunggal ataupun berkelompok yang tumbuh secara vertikal di daerah yang tropis.