5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?
BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?

PELANGIKOIN LOUNGE Sebagian besar pasangan masih sering merasa khawatir untuk melakukan hubungan seks di masa kehamilan. Pasalnya, para calon orangtua ini takut jika aktivitas yang mereka lakukan akan berdampak buruk bagi janin yang sedang dalam kandungan.

Ketakutan serta rasa khawatir ini muncul akibat banyaknya mitos-mitos yang beredar luas di kalangan masyarakat. Lalu, benarkah berhubungan seks saat hamil itu berisiko? Nah, biar gak salah kaprah lagi, yuk, kita bongkar kebenarannya di bawah ini!

1. Mitos 1: Berhubungan seks saat hamil dapat menyebabkan keguguran

5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?ilustrasi kehamilan (pexels.com/Amina Filkins)

Sperma di ketahui mengandung prostaglandin yang dapat memicu kontraksi. Hal inilah yang membuat banyak orang percaya jika hubungan seks dapat menyebabkan keguguran. Namun, nyatanya kepercayaan tersebut hanya sekadar mitos belaka.

Mengutip dari Mayo Clinic, penyebab umum keguguran adalah janin yang gagal berkembang atau adanya kelainan struktur rahim. Ini artinya melakukan hubungan seks saat hamil sebenarnya terbilang aman selama tidak memiliki masalah dalam kehamilan.

Meskipun begitu, dokter mungkin akan menyarankan untuk menunda hubungan seks jika Bumil mengalami kondisi seperti di bawah ini:

  • Memiliki riwayat keguguran.
  • Memiliki riwayat atau berisiko kelahiran prematur.
  • Kehamilan kembar.
  • Mengalami gangguan kelainan di mana posisi plasenta justru berada di bagian bawah rahim (plasenta previa). 

2. Mitos 2: Posisi seks tertentu dapat menentukan jenis kelamin bayi

5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/RODNAE Productions)

Beberapa orang percaya jika posisi seks tertentu dapat menentukan jenis kelamin bayi. Contohnya saja, doggy style di anggap dapat meningkatkan peluang memiliki bayi laki-laki. Sementara, posisi misionaris di sarankan bagi kamu yang menginginkan bayi perempuan. PokerOnline

Sayangnya, belum ada penelitian ilmiah yang dapat membuktikan hal tersebut. Di lansir WebMD, jika sudah terjadi kehamilan, tidak ada suatu hal yang dapat menentukan atau mengubah jenis kelamin bayi yang sedang dalam kandungan. Jadi, kedua hal ini tidak ada hubungannya, ya.

3. Mitos 3: Gairah seks perempuan menurun ketika hamil

5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?ilustrasi penurunan hasrat seksual (freepik.com/freepik)

Pernyataan yang satu ini tak sepenuhnya salah karena berbagai perubahan fisik serta hormon terjadi selama kehamilan. Hal itulah yang membuat penurunan gairah seks atau libido pada ibu hamil. Akan tetapi, kondisi tersebut merupakan suatu hal yang wajar.

Namun hal yang perlu di garisbawahi adalah tak selamanya kehamilan membuat libido menurun. Masih berdasarkan keterangan dari laman WebMD, umumnya gairah seks pada trimester kedua kehamilan akan meningkat akibat peningkatan aliran darah di daerah panggul dan pembesaran payudara.

Sementara, gairah seks cenderung menurun pada trimester pertama. Sebab, bumil biasanya merasakan mual, muntah, pusing dan kelelahan pada awal kehamilan. Tak hanya itu, hubungan seks juga menjadi kurang nyaman saat trimester ketiga karena janin semakin membesar.

4. Mitos 4: Berhubungan intim saat hamil akan mencederai janin

5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/Pixabay)

Seperti yang sudah di bahas sebelumnya, jika tak sedikit pasangan yang khawatir melakukan hubungan seks karena takut menyakiti janin. Padahal, selama tidak memiliki masalah selama hamil maka berhubungan intim sebenarnya sah-sah saja.

Di lansir National Health Service (NHS), janin di lindungi oleh cairan ketuban, otot rahim serta lendir tebal yang akan melindunginya dari “dunia luar”. Ini artinya penetrasi, tak akan menimbulkan bahaya terhadap janin atau bumil. Ada baiknya, lakukan hubungan seks secara perlahan agar bumil tetap merasa nyaman.

Walaupun begitu, penting untuk di ketahui bahwa memang ada sebagian perempuan yang tidak di sarankan berhubungan seksual saat hamil. Ini terjadi ketika sang ibu dan janin sangat lemah. Biasanya kondisi ini di tandai dengan serviks yang terbuka prematur, pendarahan, hingga air ketuban bocor padahal belum waktunya. Untuk mengetahuinya, konsultasilah terlebih dahulu dengan dokter. 

5. Mitos 5: Orgasme pada ibu hamil akan meningkatkan risiko kelahiran prematur

5 Mitos Berhubungan Seks saat Hamil, Benarkah Berisiko?ilustrasi pasangan suami istri (pexels.com/Kei Scampa)

Kesalahpahaman lainnya yang banyak di percaya adalah orgasme dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur. Lalu, benarkah demikian? Di kutip dari Baby Centre, orgasme merupakan suatu reaksi dari puncak kenikmatan yang di capai saat berhubungan seks.

Pada ibu hamil, orgasme yang telah di capai mampu menyebabkan sedikit kram dan kontraksi pada rahim. Namun, hal tersebut hanya bersifat sementara dan tak akan menyebabkan kelahiran prematur. Kemungkinan terjadinya risiko keguguran akibat orgasme dapat di alami oleh ibu yang memiliki riwayat kelahiran prematur sebelumnya.

Bagaimana? Sekarang kamu sudah mengetahui semua fakta di balik mitos-mitos berhubungan seks saat hamil, ya. Oleh sebab itu, selalu pastikan untuk mencari kebenaran dari setiap informasi yang di dapatkan. Oh ya, jangan lupa juga untuk rutin melakukan konsultasi dengan dokter kandungan selama kehamilan.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *