BERITA KESEHATAN BERITA UNIK

Cara Mengenali dan Merawat Luka yang Terinfeksi

Cara Mengenali dan Merawat Luka yang Terinfeksi

PELANGIKOIN – Jika bakteri atau patogen lain masuk ke dalam luka, infeksi bisa terjadi. Kalau luka terinfeksi, kamu bisa mengalami peningkatan rasa sakit, bengkak, dan kemerahan. Infeksi yang lebih parah bisa menyebabkan mual, menggigil, atau demam.

Infeksi luka ringan mungkin bisa di obati sendiri di rumah. Namun, orang dengan infeksi luka yang lebih parah atau terus-menerus harus mencari pertolongan medis.

Di bawah ini akan dijelaskan cara mengenali dan perawatan luka yang terinfeksi.PELANGIKOIN

1. Cara mengenali luka yang terinfeksi

Luka yang terinfeksi biasanya kondisinya terus memburuk. Nyeri, kemerahan, dan pembengkakan biasanya akan meningkat intensitasnya.

Menurut laporan dalam Plastic and Reconstructive Surgery Global Open tahun 2019, kemerahan di sekitar luka lebih luas dari ibu jari juga mungkin mengindikasikan adanya infeksi.

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

Infeksi luka juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti:

  • Kulit hangat di sekitar luka.
  • Keluarnya cairan kuning atau hijau dari luka.
  • Luka mengeluarkan bau yang tidak sedap.
  • Garis-garis merah pada kulit di sekitar luka.
  • Demam dan menggigil.
  • Nyeri.
  • Mual dan muntah.

Luka bisa terinfeksi ketika bakteri memasuki dan “menjajah” luka. Bakteri yang umum menyebabkan luka terinfeksi antara lain:

  • Staphylococcus aureus
  • Pseudomonas aeruginosa
  • Escherichia coli (E. Coli)
  • Proteus mirabilis
  • Acinetobacter baumannii/haemolyticus
  • Streptococcus

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

2. Pengobatan

Cara Mengenali dan Merawat Luka yang Terinfeksiilustrasi penanganan luka oleh tenaga medis profesional

Infeksi luka yang lebih parah perlu perhatian medis segera, terutama yang disertai gejala lain seperti demam, merasa tidak enak badan, atau keluar cairan dan garis-garis merah dari luka.

Biasanya dokter akan mengobati luka yang terinfeksi bakteri dengan antibiotik. Obat harus di habiskan sesuai instruksi dokter untuk mencegah bakteri menjadi resistan terhadap obat tersebut.

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

Selain pembersihan, beberapa luka mungkin memerlukan perawatan lebih lanjut. Jika lukanya besar atau dalam, dokter mungkin harus menggunakan jahitan untuk menutupnya. Luka yang lebih kecil sering kali bisa di tutup dengan lem atau selotip medis.

Jika luka mengandung jaringan yang mati atau kotor, dokter mungkin akan mengangkat jaringan tersebut melalui prosedur yang di sebut debridemen. Debridemen seharusnya meningkatkan penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi.

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

Gigitan binatang atau luka dari benda kotor atau berkarat mungkin berisiko terkena tetanus dan perlu mendapatkan suntikan tetanus.

Tetanus adalah kondisi yang berpotensi fatal yang terjadi ketika bakteri tertentu masuk ke dalam tubuh dan melepaskan racun yang memengaruhi saraf. Gejala tetanus dapat berupa kejang otot yang menyakitkan, kekakuan otot rahang, dan demam.

3. Faktor risiko

Luka, goresan, dan luka lain pada kulit dapat terinfeksi saat bakteri memasuki luka dan mulai berkembang biak. Bakteri bisa berasal dari kulit di sekitarnya, lingkungan luar, atau benda yang menyebabkan luka.

Penting untuk membersihkan dan melindungi luka dengan benar untuk mengurangi risiko infeksi.

Risiko infeksi luka lebih tinggi jika:

  • Lukanya besar, dalam, atau tepinya bergerigi.
  • Kotoran atau partikel asing memasuki luka.
  • Luka disebabkan oleh gigitan binatang atau orang lain.
  • Luka melibatkan benda yang kotor, berkarat, atau mengandung kuman.

Kondisi kesehatan tertentu dan faktor lingkungan juga dapat meningkatkan risiko infeksi, seperti:

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

  • Diabetes.
  • Sistem kekebalan yang lemah, seperti pada orang dengan HIV atau yang menggunakan obat imunosupresan.
  • Kurangnya mobilitas, misalnya pada orang yang menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur.
  • Lansia.
  • Defisiensi nutrisi dan vitamin.

Jarang, luka sayatan dari prosedur operasi juga bisa terinfeksi. Ini terjadi pada sekitar 2–4 persen orang yang menjalani operasi, seperti mengutip laman AHRQ Patient Safety Network.

4. Komplikasi yang bisa terjadi

Cara Mengenali dan Merawat Luka yang Terinfeksiilustrasi selulitis

Kalau infeksi pada luka tidak diobati, infeksi bisa menyebar ke bagian tubuh lain yang dapat menyebabkan komplikasi serius. Menurut artikel dalam jurnal American Family Physician tahun 2015, ini dapat meliputi:

  • Selulitis: Infeksi pada lapisan dan jaringan kulit yang lebih dalam dan dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan nyeri di area yang terkena. Gejala lain bisa berupa demam, pusing, mual, dan muntah.
  • Osteomielitis: Infeksi bakteri pada tulang, dan gejalanya meliputi nyeri, kemerahan, dan bengkak di sekitar area yang terinfeksi. Kelelahan dan demam adalah gejala lain yang dapat terjadi.
  • Sepsis: Reaksi kekebalan ekstrem yang kadang dapat terjadi saat infeksi memasuki aliran darah. Sepsis dapat menyebabkan kegagalan banyak organ dan mengancam nyawa.
  • Necrotizing fasciitis: Kondisi yang jarang ini terjadi ketika infeksi bakteri menyebar ke jaringan yang disebut lapisan fasia yang terletak jauh di bawah kulit. Necrotizing fasciitis adalah keadaan darurat medis yang menyebabkan kerusakan dan nyeri kulit yang parah serta dapat menyebar ke seluruh tubuh.

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

5. Pencegahan

Infeksi ringan pada luka mungkin bisa diobati di rumah. Menurut laporan dalam jurnal Plastic and Reconstructive Surgery Global Open tahun 2019, apakah luka terinfeksi atau tidak, kamu bisa merawat luka di rumah dengan cara ini:

  • Pastikan semua peralatan yang akan digunakan bersih. Misalnya, jika menggunakan pinset, bersihkan dulu dengan alkohol.
  • Cuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air hangat, lalu bilas dan keringkan.
  • Jika ada perdarahan aktif, pegang perban bersih atau kain kasa pada luka dan tekan sampai berhenti.
  • Bersihkan luka atau goresan dengan mengalirkan air hangat di atasnya selama beberapa menit. Gunakan air sabun yang hangat untuk membersihkan kulit di sekitar luka, tetapi jangan sampai luka terkena sabun.
  • Pastikan tidak ada kotoran atau puing, seperti rumput atau kerikil, pada luka. Untuk menghilangkan kotoran, gunakan pinset atau gosok luka dengan hati-hati dan lembut dengan kain lembap yang lembut.
  • Jika ada, oleskan tipis salep antiseptik atau petroleum jelly pada luka atau goresan.
    Biarkan kulit mengering sebelum menutupinya dengan kain kasa atau perban. Biasanya tidak luka kecil dan goresan tidak perlu dibalut.

Langkah-langkah ini akan membantu melindungi luka dari infeksi:

  • Segera cuci luka dengan mengalirkan air bersih selama beberapa menit. Kemudian, bersihkan kulit di sekitar luka dengan air sabun hangat. Jika tidak memungkinkan menggunakan air bersih, obati luka dengan tisu alkohol.
  • Biarkan kulit mengering sendiri.
  • Oleskan salep antiseptik pada luka.
  • Lindungi luka dengan kain kasa atau pembalut lain yang sesuai.

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

Tips lainnya:

  • Ganti pembalut luka setidaknya sekali sehari. Segera ganti jika lembap atau kotor.
  • Cuci luka dengan lembut setiap hari.
  • Hindari penggunaan hidrogen peroksida atau yodium pada luka karena dapat menyebabkan iritasi kulit pada beberapa orang. Hentikan penggunaan salep antiseptik jika menyebabkan iritasi kulit.
  • Jangan mencungkil kulit atau keropeng, karena dapat menyebabkan jaringan parut, memperlambat penyembuhan, dan meningkatkan risiko infeksi.
  • Temui dokter jika luka tidak menunjukkan perbaikan dalam 1–2 hari.

6. Kapan harus ke dokter?

Cara Mengenali dan Merawat Luka yang Terinfeksiilustrasi pengobatan luka di rumah

Kalau kamu memiliki luka, segera cari pertolongan medis jika:

  • Lukanya besar, dalam, atau tepinya bergerigi.
  • Tepi luka tidak menyatu.
  • Terjadi gejala infeksi, seperti demam, nyeri bertambah atau kemerahan, atau keluar cairan dari luka.
  • Tidak dapat luka dengan benar atau menghilangkan semua kotoran yang menempel.
  • Penyebab luka adalah gigitan atau luka dari benda yang kotor, berkarat, atau kotor.

Cari pertolongan medis secepat mungkin jika darah menyembur dari luka atau jika menekan luka tidak menghentikan perdarahan.

Baca juga : 4 Alasan Anak Harus Berbakti pada Orangtua, Kamu Wajib Tahu!

Infeksi luka dapat terjadi jika bakteri masuk dan berkembang biak di dalam luka. Segera bersihkan dan balut luka sayatan, goresan, dan luka kecil lainnya adalah cara terbaik untuk mencegah infeksi. Namun, jika luka lebih besar dan lebih dalam atau lebih serius harus ditangani tenaga medis terlatih.

Tanda dan gejala infeksi luka meliputi peningkatan rasa sakit, bengkak, dan kemerahan di sekitar area yang terkena. Kamu mungkin bisa mengobati infeksi ringan pada luka kecil di rumah dengan membersihkan dan memperbaiki luka tersebut. Namun, infeksi luka yang lebih parah perlu perhatian medis segera, terutama jika disertai demam, merasa tidak enak badan, atau keluarnya cairan dan garis-garis merah dari luka.POKERONLINE

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *