BERITA UNIK

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasi

PELANGIKOIN – Mengambil barang milik orang lain tanpa izin atau mencuri berpotensi menjadi sebuah adiksi atau kecanduan. Bila sampai kecanduan, ini di sebut sebagai kleptomania.

Mencuri pada kasus kleptomania mungkin tidak seekstrem seperti membobol rumah orang mengutip barang mewah. Namun, kleptomaniak, sebutan untuk penderita kleptomania, lebih sering mengambil barang yang tidak di butuhkan dan bernilai kecil.

Kleptomania merupakan gangguan mental yang cukup langka, tetapi kondisi ini mampu menimbulkan rasa sakit emosional pada pengidapnya juga orang-orang di sekitarnya bila tidak di obati.PELANGIKOIN

1. Penyebab

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi neurotransmiter

Penyebab pasti kleptomania belum di ketahui, tetapi para peneliti masih terus mencoba melihat kemungkinan hubungan antara gangguan kontrol impuls layaknya kleptomania dengan neurotransmiter di otak.

Neurotransmiter berfungsi membantu sel-sel saraf di otak mengirim pesan satu sama lain. Ketika neurotransmiter mengalami ketidakseimbangan, bahan kimia ini dapat memengaruhi cara otak mengontrol impuls.

Baca juga : 5 Kesalahan Fatal dalam Hubungan yang Gak Bisa Di toleransi, Apa Saja?

Di perkirakan bahwa stres berat dapat memicu perilaku impulsif, termasuk kleptomania. Kemudian, kleptomaniak kerap memiliki gangguan mental lain, seperti depresi, kecemasan, gangguan makan, dan gangguan penyalahgunaan zat.

Melihat fakta tersebut, ada kemungkinan kalau kleptomania berkembang karena terkait dengan gangguan mental lain yang mendasarinya, di kutip Cleveland Clinic.

2. Gejala

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi kleptomania

Di lansir Mayo Clinic, gejala kleptomania bisa berupa:

  • Ketidakmampuan untuk menahan dorongan kuat untuk mencuri barang yang sebenarnya tidak di butuhkan.
  • Merasakan peningkatan perasaan tegang, cemas, atau gairah yang mengarah pada pencurian.
  • Merasa senang, lega, atau puas saat mencuri.
  • Merasa sangat bersalah, menyesal, membenci diri sendiri, malu, atau takut di tangkap setelah berhasil mencuri.
  • Kembalinya dorongan dan pengulangan siklus kleptomania.

Adapun beberapa karakter kleptomaniak mungkin meliputi:

Baca juga : 5 Kesalahan Fatal dalam Hubungan yang Gak Bisa Ditoleransi, Apa Saja?

  • Tidak mencuri secara kompulsif untuk keuntungan pribadi. Kleptomaniak juga tidak berani untuk membalas ketika ada pemberontakan dari orang yang barangnya hendak di curi. Sebab, mereka mencuri hanya karena dorongan itu begitu kuat dan tidak bisa menahannya.
  • Dorongan mencuri sering terjadi secara spontan, tanpa perencanaan, dan tanpa bantuan dari orang lain.
  • Sebagian besar kleptomaniak mencuri dari tempat umum, seperti toko dan supermarket. Beberapa lainnya mungkin mencuri dari teman atau kenalan.
  • Barang yang di curi mungkin tidak bernilai bagi kleptomaniak dan mereka sebenarnya mampu membelinya.
  • Barang curian umumnya hanya di simpan dan tidak pernah di gunakan. Kadang, barang curian akan di sumbangkan, di berikan kepada keluarga atau teman, atau diam-diam di kembalikan ke tempat asal barang-barang itu di ambil.
  • Dorongan untuk mencuri bisa muncul kapan saja dengan intensitas yang lebih besar atau lebih kecil dari waktu ke waktu.

3. Faktor risiko

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi orang gegar otak

Faktor genetika dan biologi bisa berperan dalam perkembangan .kleptomania. Mengutip Healthline, berbagai faktor yang dapat berkontribusi pada kleptomania adalah:

  • Memiliki penyakit mental lain, termasuk gangguan bipolar, gangguan kecemasan, gangguan penggunaan zat, gangguan obsesif kompulsif, atau gangguan kepribadian (tampaknya hubungan yang paling kuat adalah gangguan obsesif kompulsif).
  • Memiliki kadar serotonin yang rendah, sehingga bisa meningkatan perilaku impulsif.
  • Gangguan adiktif, karena mencuri dapat melepaskan aliran dopamin yang menjadi adiktif.
  • Ketidakseimbangan dalam sistem opioid di otak, yang mengontrol dorongan atau hasrat.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kleptomania atau kecanduan.
  • Perempuan, sebab sekitar 2 dari 3 orang yang di diagnosis kleptomania adalah perempuan.
  • Pernah mengalami trauma kepala seperti gegar otak.
  • Pernah mengalami trauma psikologis, terutama pada usia muda, juga dapat berkontribusi pada perkembangan kleptomania.

4. Kebanyakan orang dengan kleptomania tidak mau berobat

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi mencuri

Seandainya kamu menyadari diri mu sering mencuri atau mengutil dan tidak mampu berhenti melakukannya, sebaiknya segera cari pertolongan medis

Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental, sehingga harus di periksakan kepada psikolog atau psikiater. Sayangnya, kebanyakan pengidap tidak mau berobat karena malu atau takut di tangkap atau di penjara karena perilaku mereka.

Baca juga : 5 Kesalahan Fatal dalam Hubungan yang Gak Bisa Ditoleransi, Apa Saja?

Penting di ketahui bahwa profesional kesehatan mental umumnya tidak akan melaporkan pencurian yang di lakukan oleh kleptomaniak kepada pihak berwajib. Jadi, tidak perlu takut untuk mencari bantuan dari profesional, ya!

5. Diagnosis

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi profesional kesehatan medis bertanya pada pasien

Psikolog, psikiater, atau profesional kesehatan mental lain bisa mendiagnosis kleptomania. Dokter biasanya akan mengajukan pertanyaan untuk mengidentifikasi perasaan apa yang di rasakan oleh pengidap sebelum, selama, dan setelah pencurian.

Ahli kesehatan mental juga akan mencoba untuk memastikan bahwa perilaku mencuri tersebut tidak di sebabkan oleh kemarahan, delusi, halusinasi, atau gangguan kesehatan mental lainnya, seperti di jelaskan di laman Verywell Health.

6. Pengobatan

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi terapi perilaku kognitif untuk kleptomania

Mengatasi kleptomania tanpa bantuan medis sangatlah sulit. Di lansir WebMD, pengobatan yang akan di berikan oleh ahli kesehatan mental dapat mencakup:

Terapi perilaku kognitif

Terapis akan membantu pasien mengatasi pemicu dirinya mencuri. Hal ini bertujuan untuk menghentikan perilaku merusak melalui teknik desensitisasi sistematis dan teknik sensitisasi rahasia.

Baca juga : 5 Kesalahan Fatal dalam Hubungan yang Gak Bisa Ditoleransi, Apa Saja?

Dalam desensitisasi sistematis, pasien akan mempraktikkan teknik relaksasi yang membantu mengendalikan dorongan untuk mencuri. Sementara pada teknik sensitisasi rahasia, pasien di minta untuk membayangkan diri mereka dalam menghadapi konsekuensi negatif setelah mencuri, sehingga ini memungkinkan pengidap menghindari kebiasaan buruk tersebut.

Obat-obatan

Dokter mungkin meresepkan obat selective serotonin reuptake inhibitor guna menyeimbangkan opioid di otak agar memiliki keseimbangan bahan kimia yang tepat.

Selain itu, obat untuk mengatasi kecanduan juga bisa di resepkan. Meski tidak dapat menyembuhkan kleptomania, obat untuk kecanduan dapat membantu meredakan gejalanya.  

7. Komplikasi

Kleptomania: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan, Komplikasiilustrasi depresi

Kleptomania yang tidak di obati berpotensi mengakibatkan masalah emosional, keluarga, pekerjaan, hukum, dan keuangan yang parah.

Seorang kleptomaniak sebetulnya tahu kalau mencuri itu salah, tetapi ia tidak mampu menahan dorongan tersebut. Ini akan memunculkan rasa bersalah, malu, membenci diri sendiri, dan terhina. Selain itu, kleptomaniak bisa saja di tangkap karena mencuri karena ini pada dasarnya melanggar hukum.

Di lansir Drugs, sejumlah komplikasi dan kondisi lain yang terkait dengan kleptomania mungkin termasuk:

  • Gangguan kontrol impuls lainnya, seperti perjudian kompulsif atau belanja
  • Penyalahgunaan alkohol dan zat
  • Gangguan kepribadian
  • Gangguan Makan
  • Depresi
  • Gangguan bipolar
  • Kecemasan
  • Pikiran untuk bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan bunuh diri

Baca juga : 5 Kesalahan Fatal dalam Hubungan yang Gak Bisa Ditoleransi, Apa Saja?

Kebanyakan kleptomaniak mungkin enggan berobat karena malu atau takut di laporkan ke pihak berwajib. Oleh karenanya, peran orang terdekat seperti anggota keluarga atau sahabat yang tahu atau curiga menjadi sangat penting.

Bila kamu curiga orang yang kamu kenal memiliki kleptomania, sampaikan kekhawatiranmu dengan lembut, jangan menyalahkan atau menuduh. Sebab, penting untuk diingat kalau kondisi ini adalah gangguan mental, bukan cacat karakter.

cs

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *